Mengapa sulit mengambil keputusan?
Gangguan kepribadian yang ditandai dengan kesulitan mengambil keputusan, perasaan bimbang yang berlebihan, dan kecenderungan menganalisis sesuatu terlalu jauh sering kali dikaitkan dengan obsessive-compulsive personality disorder (OCPD) atau gangguan kepribadian obsesif-kompulsif.
[MAHACOACH]
Mengapa sulit mengambil keputusan?
Gangguan kepribadian yang ditandai dengan kesulitan mengambil keputusan, perasaan bimbang yang berlebihan, dan kecenderungan menganalisis sesuatu terlalu jauh sering kali dikaitkan dengan obsessive-compulsive personality disorder (OCPD) atau gangguan kepribadian obsesif-kompulsif.
Obsessive Compulsive Personality Disorder
Pada OCPD, pengidapnya cenderung sangat perfeksionis, merasa harus memastikan segala hal sempurna sebelum bertindak, dan mengalami kecemasan atau kekhawatiran akan akibat jangka panjang dari suatu keputusan.
Mereka juga bisa terjebak dalam proses berpikir yang terlalu panjang atau analisis yang berlebihan (overthinking), membuat mereka sulit membuat keputusan dan bergerak maju.
Banyak orang mengalami gangguan seperti ini, tetapi tidak semua menjadi suatu gangguan kepribadian, ada yang hanya terjebak dalam siatuasi sulit dalam mengambil keputusan, terutama keputusan yang mengandung resiko besar, harus dipertimbangkan dengan matang. Gangguan ringan seperti ini biasa disebut Obsessive Compulsive Disorder.
Juka kondisi nya seperti diatas, tentu saja merupakan hal yang biasa dan lumrah, karena nya para ahli managemen menyusun suatu metodologi pengambilan keputusan secara ilmiah dikenal sebagai Scientific Problem Solving Methode (SPSM)
Waspadai Gangguan yang bersifat Kepribadian dan akut.
Tetapi, gangguan ini bisa juga menjadi gangguan kepribadian yang akut, yang perlu diwaspadai,
Berbeda dengan gangguan obsesif-kompulsif (OCD) yang lebih dikenal, OCPD bukan sekadar perilaku atau pikiran obsesif yang tak diinginkan, tetapi lebih kepada gaya kepribadian yang perfeksionis, kaku, dan terlalu fokus pada rincian serta aturan.
Jika hal ini sudah menjadi karakter seseorang, dan menjadi gangguan yang tidak lagi berskala hanya pada pola fikir, tetapi sudah masuk pada kepribadian, maka ia menjadi gangguan yang patut di waspadai dan perlu di carikan solusi dan terapi nya.
Penangan dan terapi
Penanganan obsessive-compulsive personality disorder (OCPD) biasanya melibatkan terapi psikologis, pengobatan, atau kombinasi keduanya, tergantung tingkat keparahan gejala dan dampaknya pada kehidupan sehari-hari. Berikut beberapa pendekatan yang umumnya digunakan:
1. Terapi Kognitif Perilaku, Cognitif Behavior Therapy (CBT), adalah terapi yang sangat efektif untuk OCPD. Tujuannya adalah membantu pengidap mengenali dan mengubah pola pikir serta perilaku yang perfeksionis dan kaku. Teknik seperti restrukturisasi kognitif dan pelatihan yang bersifat experimental. membantu mereka mengatasi pola pikir yang terlalu mengkhawatirkan atau bimbang secara berlebihan.
2. Terapi Psikodinamik: Terapi ini mencoba memahami dan mengatasi akar emosional dan konflik di masa lalu yang mungkin menyebabkan pola perilaku OCPD. Terapi ini bisa membantu individu memahami dan mengelola kebutuhan akan kontrol yang sering terjadi pada OCPD.
3. Pengobatan: Beberapa kasus mungkin memerlukan obat-obatan untuk mengurangi kecemasan atau depresi yang sering menyertai OCPD, terutama jika sudah sangat mengganggu aktivitas sehari-hari. Antidepresan seperti selective serotonin reuptake inhibitors (SSRIs) kadang-kadang diresepkan untuk mengurangi gejala.
4. Latihan Mindfulness: Teknik mindfulness dapat membantu pengidap lebih fokus pada saat ini daripada terlalu khawatir tentang masa depan. Ini dapat membantu mengurangi overthinking dan memberikan perasaan tenang.
5. Dukungan Sosial dan Dukungan Keluarga: Orang terdekat bisa berperan besar dalam membantu seseorang dengan OCPD belajar membuat keputusan lebih cepat dan mengurangi ketakutan berlebihan dalam proses berpikir mereka.
6. Therapy spiritual, terapi menggunakan pendekatan spiritual, dengan memantapkan nilai-0nilai luhur, keagamaan dan moral, terutama nilai-nilai kehidupan yang telah membudaya dan atau melibatkan kepercayaan dan keyakinan.
Sangat dianjurkan untuk berkonsultasi dengan psikolog atau psikiater untuk mendapatkan diagnosis yang tepat dan rencana penanganan yang sesuai.